POLA PIKIR + POLA HIDUP = MASA DEPAN




Manusia sebagai makhluk berakal tidak dapat mengetahui masa depan, tetapi mampu memprediksi apa yang akan terjadi di hari mendatang dengan mengamati situasi nyata yang sekarang terjadi di lapangan menggunakan hubungan sebab akibat. Artinya, apa yang terjadi saat ini tentunya akan berdampak pada kehidupan yang akan datang.

Bisa dibayangkan, jika melihat keadaan bumi yang perlahan-lahan dilanda kerusakan akibat eksploitasi yang melebihi ambang batas, tentunya tidak menutup kemungkinan akan terjadi kerusakan yang lebih parah jika tidak ada penanggulangan untuk mereduksi kerusakan yang terjadi. Pulau-pulau besar akan tenggelam akibat bertambahnya volume air laut, perubahan iklim semakin ekstrem, hutan gundul, dan bahkan kita terancam tidak memiliki lapisan pelindung lagi.

Oleh karena itu, sebagai makhluk yang dikarunia tugas sebagai seorang khalifah, kita harus memulai mengubah masa depan menjadi lebih baik dengan peduli terhadap lingkungan. Hal yang mendasar dan pokok dilakukan adalah mengubah pola pikir terlebih dahulu. Kita harus mulai berpikir dampak negatif yang akan terjadi apabila kita tetap tidak peduli dan apa dampak positif yang bisa kita nikmati dengan menjaga keseimbangan alam.

Dengan mengubah pola pikir menjadi ramah lingkungan, seorang individu akan memiliki kesadaran akan pentingnya merawat lingkungan yang kemudian diwujudkan dalam suatu aksi nyata. Aksi nyata tersebut dapat dimulai dengan melakukan hal-hal kecil terlebih dahulu, seperti mengurangi pemakaian AC, hemat energi dan air, menggunakan transportasi bebas polusi atau menggunakan transportasi umum, dan membuang sampah pada tempatnya.

Pola pikir yang ramah lingkungan ini dapat ditularkan ke individu lain karena pada hakikatnya manusia selalu ingin meniru apa yang menjadi kebiasaan di sekitarnya. Maka dari itu, apabila pola pikir yang kemudian diwujudkan sebagai pola hidup yang ramah lingkungan ini dijadikan kebiasaan, tidak menutup kemungkinan akan menyebar dan menjadi gaya hidup masyarakat di seluruh dunia. Sehingga, kita akan mampu melakukan hal yang lebih besar untuk menyelamatkan bumi.

Hal yang lebih besar tersebut dapat dilaksanakan dengan kerjasama setiap lapisan dalam masyarakat. Mulai dari pemerintah hingga swasta, mulai dari guru hingga teknokrat, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Jika pola pikir dan gaya hidup ini diterapkan, di masa yang akan datang pembangunan tidak lagi hanya berwawasan sosial dan ekonomi, tetapi juga berwawasan lingkungan dan proses industri akan semakin memperhatikan keseimbangan lingkungan. Selain itu, para petinggi Negara akan mengeluarkan perundang-perundangan yang tidak melenceng dari nilai-nilai lingkungan. Sistem pendidikan pun akan menjadi lebih ‘hijau’ karena adanya didikan dari para pengajar mengenai pentingnya menjaga lingkungan sejak dini. Serta, pola pikir yang serakah dalam mengeksploitasi sumber daya alam akan ditinggalkan.

Dampaknya tentu akan sangat signifikan dalam mengurangi dan mencegah kerusakan lingkungan apabila hal tersebut benar-benar dapat dilaksanakan. Selain segala aktivitas manusia akan lebih lancar dan nyaman, kita juga telah berkonstribusi dalam menjaga ‘rumah’ kita, yaitu planet Bumi.

Masa depan pun tidak akan menjadi mimpi buruk dan generasi selanjutnya masih dapat merasakan kenyamanan bermukim di ekosistem yang masih terjaga keseimbangannya. Tetapi kembali lagi, itu semua tergantung pada diri kita sendiri. Ubahlah pola pikir primitif menjadi ramah lingkungan. Masa depan Bumi adalah masa depan kita. Kita yang merusak, kita yang merugi. Kita yang menjaga, kita yang menikmati. 

Salam hijau!

*(Zarah Arwieny Hanami) tulisan ini pernah diikut sertakan dalam writing contest hmf unpad 2014



1 komentar:

  1. Setuju banget sama tulisan ini! salah satu hal yang sederhana dalam menjaga lingkungan adalah'buanglah sampah pada tempatnya" sederhana. tapi dampaknya fatal. hhe

    BalasHapus

 

Blogger news

Blogroll

About

Official website of Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan Universitas Hasanuddin